Tubuh Mbah Rasipah (82) tampak semakin kurus, dan pakaiannya tidak terawat. Tubuhnya yang renta sudah tidak bisa berjalan lagi. Ke manapun pergi, Mbah Pah harus berjalan dengan jongkok. Tulang-tulangnya semakin terlihat jelas, hanya berbalut kulit.
Tak ada keluarga mbah pah tinggal sendiri di rumah warisan suaminya, suami mbah pah sudah lama meninggal.
Sangat menyedihkan mengetahui bahwa Mbah Pah harus berteduh di bawah meja saat hujan datang. Beliau mengalami trauma karena saat hujan deras disertai petir, rumahnya sering kemasukan air. Rumahnya yang masih beralaskan tanah seketika berubah menjadi genangan lumpur karena banyak atap yang sudah rapuh dan berlubang.
Untuk makan sehari-hari, Mbah Pah mengandalkan bantuan dari tetangganya.
Bantuan jarang sekali diterima oleh Mbah Pah. Bahkan, beliau pernah tidak makan seharian karena tidak ada yang memberinya makanan, sementara nasi dari kemarin sudah basi. Untuk minum, Mbah Pah terpaksa meminum air bekas cucian atau air hujan yang ditadahinya.
“Dulu saya sering pergi berkebun dengan Suami, kini sudah tiada. Saya teringat waktu jalan terjatuh dan tidak bisa berjalan lagi” ujar Mbah Pah sambil mengusap air mata.
Tak jarang beliau tertidur di lantai tanah sebab tenaganya telah terkuras habis untuk mengesot.
Kasur empuk hanyalah impiannya, yang ada hanya kasur lapuk kian menipis sebagai tempatnya beristirahat.
#OrangBaik, kita bantu Mbah Pah makan dan hidup layak yuk! Salurkan bantuanmu dengan cara: