.“Andai saja dulu waktu jatuh mbah putri jatuh langsung dibawa berobat kerumah sakit, mungkin sekarang kondisi mbah gak akan separah ini, tidak akan lumpuh dan bengkok tulang ekornya..” lirih mbah Saeri (69 tahun).
Sambil merintih kesakitan, mbah Ngarsi (60 tahun), istri dari mbah Saeri terus memegangi tulang ekornya. Berawal dari 1 tahun lalu ketika mbah Ngarsi bekerja sebagai buruh tani di ladang milik orang lain, mbah terjatuh hingga tak bisa berjalan lagi.
Mbah Ngarsi mengalami kelumpuhan pada kaki dan tulang ekornya menonjol hingga tak bisa digerakkan.
Kondisi yang kian mengenaskan tersebut tak bisa langsung ke rumah sakit untuk operasi karena mereka kesulitan biaya. Mbah Saeri hanya buruh tani dan pencari rumput yang sehari diupah Rp 5.000 per hari.
Tiap kali sakitnya kambuh, Mbah Ngarsi hanya bisa merintih, menangis kesakitan. Semakin hari sakitnya menyiksa karena tidak pernah diobati dengan baik. Satu-satunya obat untuk meredakan sakit hanya dari obat sakit puyer cap 38.
Untuk sembuh total, biaya yang diperlukan mbah mencapai ratusan juta rupiah. Belum termasuk biaya perawatan dan operasional di rumah sakit. Mbah pasrah karena tak tahu harus mencari bantuan ke mana lagi?
“Untuk makan sehari-hari saja kami masih kesulitan mas, apalagi untuk berobat yang memerlukan banyak biayanya kami dapat uang dari mana, makan aja kadang dibantu tetangga yang kasihan melihat kondisi saya dan istri?”, ucap Mbah Saeri.
#OrangBaik, mari kita saling bahu membahu, membantu mimpi mbah Ngarsi untuk bisa berjalan dan sembuh. Kirimkan bantuan terbaikmu dengan cara:
Klik tombol “DONASI SEKARANG”;
Masukkan nominal donasi;