Mbah Djait (72 Tahun), setiap hari mengayuh sepeda tuanya sejauh 10 km untuk menawarkan dagangannya. Di usia senja nya, setiap hari beliau bersahabat dengan teriknya matahari di kota ini. Istrinya sudah sakit-sakitan, jadi beliau harus berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat istrinya.
Mbah Djait bercerita, jika sebenarnya beliau sudah tidak kuat bekerja, namun masih ada keluarga yang harus dihidupi.
“Sebenarnya sudah tidak kuat mas, kaki saya sering nyeri, tapi kalau tidak jualan dari mana biaya pengobatan istri dan siapa yang mencukupi kebutuhan keluarga” Cerita belia kala kami menemui beliau di tempat istirahatnya.
Dengan berdagang seharian, beliau bisa membawa pulang uang 20-30rb. Namun terkadang juga tidak membawa uang sama sekali karena tidak ada pembeli.
“Pernah terserempet motor ketika berjalan, sepeda saya rusak, orangnya langsung kabur. Jadi sempat tidak berjualan karena sepedanya rusak”.
Akhirnya Mbah Djait bisa berjualan kembali setelah sepedanya diperbaiki.Uang perbaikannya pun hasil hutang ke tetangga. Jadi, selain untuk kebutuhan sehari-hari, uang hasil jualan harus beliau sisihkan untuk mencicil hutang perbaikan sepedanya.
Sudah lebih dari 3 jam menjajakan dagangannya namun belum ada pembeli sama sekali.
“Dulu pernah juga sepi tidak ada pembeli sampai sore nak. Tiba-tiba ada orang dan membeli banyak. Tapi ternyata orang itu bayar pake uang palsu” ucap beliau sambil berkaca-kaca.
Beliau dan keluarga hidup sangat sederhana. Jika hari itu beliau tidak membawa uang saat pulang, maka beliau akan merebus pisang untuk makan malam sekeluarga.
Belum ada Fundraiser