Di bawah panas terik matahari mbah suwarno berharap setidaknya ada uang meski tak banyak bisa untuk beli makan.
Lalu lintas atau perempatan yang ramai pengendara di jalanan, itulah tempat mbah suwarno (58 Tahun) untuk mengais rezeki mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan sehari - hari mbah. Pagi hingga malam mbah mengelilingi seputaran Perempatan ketika Lampu Merah dan Pengendara Berhenti.
Bu, Pak, Mas, Mbak,. Tisunya 10rb saja Ucap mbah suwarno menawarkan tisu yang dijualnya.
Dari jauh, mungkin orang - orang melihatnya berjualan sambil duduk dijalan. tetapi ketika didekati orang - orang kaget karena jari - jari tangan dan kaki tidak ada
setiap hari saya kesulitan jalan, kaki saya di amputasi. saya sakit kusta dan satu kaki saya tidak kuat menopang badan saya. Ungkap Mbah Suwarno
Banyak orang enggan membeli tissu mbah suwarno karena melihat kondisi fisik mbah yang tidak sempurna. membuat mbah sakit hati dan hampir putus asa karena pernah dibilang kalau sakit yang di derita mbah suwarno bisa menular ke orang lain.
Begitu besar perjuangan mbah suwarno mencari nafkah demi bisa menyambung hidup.
meski begitu mbah suwarno tidak pernah mengurangi rasa syukur kepada Tuhan. dengan segala kekurangannya mbah suwarno tidak pernah merasa lelah dan putus asa.
Apa yang Tuhan berikan, saya percaya bahwa itu adalah hal baik. kata mbah suwarno
Walau pendapatan yang di dapat mbah suwarno tidak seberapa beliau selalu menyisihkan uangnya untuk bersedekah.
Belum ada Fundraiser