Mbah la taane (+- 60 Tahun), hidup seorang diri dengan menggantungkan hidupnya dari barang-barang bekas.
Sambil menyiapkan gerobaknya, beliau mengatakan bahwa beliau bukan merupakan penduduk asli, namun pendatang dari pulau seberang .
setiap hari Mbah La taane mendorong gerobak sampahnya untuk menelusuri teriknya jalanan dan berhenti setiap melihat kardus bekas dan barang barang bekas lainnya. matanya begitu berbinar kala beliau memberhentikan gerobaknya dan mendapati beberapa botol bekas di tempat tersebut.
“Alhamdulillah, banyak botol. Bisa makan hari ini” - Ucap mbah La Taane
Kakek La taane mengalami kehilangan penglihatan sebelah kanan mata nya karena penyakit katarak yang diderita kakek beberapa tahun yang lalu.
Beliau merupakan penduduk pendatang yang berasal dari sulawesi. Kini beliau hidup sebatangkara di tengah padatnya kota kecil ini.
di usia senjanya beliau tetap semangat bekerja sebagai pengumpul kardus bekas yang selanjutnya dijual.
“Bapak kangen dengan keluarga di kampung. Tapi bagaimana, mana bisa menabung. bisa untuk makan saja alhamdulillah nak” - Ucap Pak La Taane dengan mata yang berkaca-kaca.
Kakek la taane sering hanya bisa memakan dengan nasi saja tanpa sayur dan lauk karena uang yang didapat tidak cukup untuk membeli sayur dan lauk.
Menyusuri jalan dengan jarak lebih dari 10 kilometer hari itu. ketika sampai di rumah sederhananya, beliau memilah barang-barang yang beliau dapat dan mengantarnya ke pengepul. uang sebesar 7rb rupiah beliau kantongi hari itu.
Melihat raut wajah kaget kami, beliau tersenyum dan mengatakan
“ Bapak pernah dalam seminggu cuma dapat 15rb nak. tapi ya alhamdulillah. masih ada rezeki nak”
beliau tinggal di sebuah rumah kecil yang diberikan oleh tetangga karena kasihan dengan kakek.
Kakek terus beribadah dan berdoa untuk mensyukuri kehidupan yang diberikan oleh Tuhan dan berdoa semoga mendapat kesehatan dan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang.
Belum ada Fundraiser