"Emak teh sok sedih, emut kana nasib. Hoyongna mah sami siga batur."
Kalimat itu lirih keluar dari mulut Mak Enih, perempuan 65 tahun yang hidup sebatang kara dan tak bisa berjalan.

Ia hanya bisa duduk, mengaduk adonan keripik seadanya untuk dijual ke warung-warung sekitar rumahnya.
Mak Enih lahir dengan kondisi kaki cacat. Sejak kecil ia tak bisa berdiri atau berjalan normal. Hidupnya makin berat sejak suaminya meninggal delapan tahun lalu.

Setiap hari, dengan tubuh renta dan penuh keterbatasan, ia tetap semangat berjualan keripik buatan sendiri.
Hasilnya? Hanya sekitar Rp20.000–30.000 sehari. Itu pun tak selalu cukup. Untuk kebutuhan lain, emak kadang harus kasbon di warung atau pinjam tetangga.

Meski banyak yang mengejek, memanggilnya "si pengkor", Mak Enih tak pernah menyerah. Ia hanya ingin satu hal: hidup tenang di masa tua.
Tak minta mewah. Tak minta banyak. Hanya ingin bisa makan layak dan tak lagi khawatir esok harus pinjam uang siapa.

#SahabatBaik, bantu Mak Enih bisa hidup layak di hari tuanya.
Caranya mudah:
✨ Klik tombol "DONASI SEKARANG"
✨ Masukkan nominal donasi
✨ Pilih metode pembayaran yang tersedia:
Virtual Account (VA), Instant Wallet, Bank Transfer, QRIS, atau Kartu Kredit
Terima kasih, #SahabatBaik

Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Orin Narulit
10 jam yang laluBismillah mak Enih sehat2 ya mak , semoga Allah selalu melindungi emak dan memberikan rejeki yang deras seperti sungai air zamzam aamiin ❤️
Sahabat Baik
11 jam yang laluSemoga Allah SWT menghapus segala kesusahan dan kesedihan ibu, aamiin
Sahabat Baik
1 hari yang lalusemoga bermanfaat berkah barokah
Sahabat Baik
2 hari yang laluYa Allah berilah rezeki dan kemudahan hidup untuk mereka dan ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan kakek nenekku aamin