Usianya sudah 75 tahun, namun langkah itu masih terus bergerak dari satu toko ke toko lain. Nama beliau Abah Engkun, seorang penjual kain lap yang tetap berusaha bertahan hidup meski zaman sudah berubah.

Banyak orang kini lebih memilih belanja daring. Karena itu, penolakan sudah menjadi bagian dari hari-harinya.
“Maaf Pak, saya sudah beli kain lap online…” Kalimat itu sudah sering ia dengar, namun Abah hanya tersenyum dan mengangguk pelan.

Pendengaran Abah mulai menurun dan kakinya sering nyeri, namun ia tetap berkeliling berjualan demi keluarganya bisa makan. Setiap kain lap yang ia tawarkan adalah harapan ada pembeli yang berbaik hati. Jika tidak laku, ia beristirahat di trotoar sambil menahan lapar dan haus karena sering tidak punya uang bahkan untuk membeli minum.

“Sebenarnya badan sudah gak kuat. Tapi kalau Abah gak jualan, makan dari mana? Abah gak mau minta-minta.” Di balik keheningan wajah tuanya, tersimpan perjuangan yang mungkin tak pernah kita rasakan. Abah berusaha sekuat tenaga agar di usia senjanya ia tetap mandiri tanpa merepotkan orang lain.
#SahabatBaik, Abah Engkun tidak meminta belas kasihan. Yang beliau butuhkan hanyalah kesempatan untuk bisa hidup lebih layak. Sedekahmu dapat membantu beliau mendapatkan makanan, alat bantu dengar, dan tempat beristirahat yang pantas di masa tuanya.
Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Sahabat Baik
2 minggu yang lalubismillahirrahmanirrahim, sedekah atas nama bapak ibu kaka saya dan keluarga