Akong Soegiono (84) pernah melalui hari-hari yang sangat berat. Dulu, setiap pulang mencari nafkah, ia kerap tidur di emperan toko tanpa alas, tanpa selimut, ditemani angin malam yang menusuk.

Kini ia tinggal di sebuah kontrakan sederhana itu pun dibayarkan oleh orang baik, namun sudah menunggak beberapa bulan. Akong terancam terusir dan kembali tidur di emperan seperti dulu.

Sejak berpisah dari istri dan merantau, Akong hidup sebatang kara tanpa keluarga. Setiap hari, dari jam 1 siang hingga 10 malam, ia mengayuh sepeda tuanya untuk berjualan air mineral. Jika belum ada pembeli, ia tetap menunggu hingga tengah malam, meski tubuhnya makin renta.

Usianya yang semakin senja membuat langkahnya tak lagi kuat. Kakinya sering linu dan nyeri akibat osteoporosis, mata kirinya pun mulai buram dan tidak berfungsi dengan baik. Hingga kini ia belum pernah berobat karena tak memiliki biaya.

Penghasilannya pun tidak menentu. Kadang hanya Rp15.000–20.000 per hari, kadang tidak ada sama sekali.
“Kalau Akong nggak jualan… makan sama bayar kontrakan darimana, nak? Bertahan sampai sekarang aja Akong sudah bersyukur. Kalau perlu, Akong nggak makan seharian… yang penting bisa nabung sedikit buat bayar tunggakan,” tuturnya lirih.

Meski hidupnya serba terbatas, Akong tetap bersyukur dan terus berdoa kepada Tuhan Yesus. Harapannya sederhana: bisa hidup mandiri, menabung sedikit untuk masa tua, dan tidak merepotkan siapa pun.
#SahabatBaik, Mari hadir menjadi berkat untuk akong, Bantu agar ia tetap punya tempat tinggal, bisa makan layak, dan mendapatkan perawatan kesehatan yang ia butuhkan.

Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Sahabat Baik
21 jam yang lalusemoga bisa bermanfaat
Sahabat Baik
2 hari yang laluSemoga bermanfaat
Sahabat Baik
2 hari yang lalusemoga berkah
Sahabat Baik
4 hari yang laluSehat selalu ko. Gbu 🙏🏻