Usia 73 Tahun, Kakek 73 Tahun Ini Bertahan Hidup dari Reparasi Jam Rp20 Ribu

Di sudut jalan yang ramai dan bising, ada satu sosok yang nyaris tak terlihat oleh hiruk-pikuk dunia Kakek Nachrowi, lelaki renta yang tetap setia duduk di balik etalase kecil miliknya. Ia bukan pedagang biasa. Ia adalah tukang reparasi jam tangan, yang dengan tangan tuanya yang mulai bergetar, masih berusaha mencari nafkah.

“Kadang sehari nggak ada satu pun yang datang. Tapi saya tetap duduk di sini... siapa tahu ada yang butuh. Selama saya masih bisa, saya akan terus berusaha, demi istri saya di rumah.”

Begitulah pengakuan Kakek Nachrowi, lelaki 73 tahun yang setiap hari duduk di sudut jalan kecil, menanti pelanggan datang ke lapak reparasi jam tangannya. Dengan tangan tuanya yang mulai bergetar, dan napas yang sesak karena asma, beliau tetap berjuang demi satu harapan agar istrinya yang sakit bisa tetap makan dan berobat.

“Setiap jam yang saya perbaiki, itu bukan sekadar barang rusak. Tapi cara saya bertahan,” ujar Kakek Nachrowi sambil menunduk di balik etalase kaca kecil tempat ia bekerja setiap hari. Tak selalu ada pelanggan kadang seharian ia duduk dalam sepi dan hanya membawa pulang Rp20.000, jumlah yang jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dan biaya pengobatan istrinya yang sakit.

“Kalau saya berhenti, siapa yang kasih makan istri saya?”
Dengan napas yang kadang sesak, Kakek Nachrowi tetap menunduk di balik etalase kecilnya. Tak selalu ada pelanggan, tapi ia tetap datang setiap hari—meski pulang hanya bawa Rp20.000, dan istrinya masih terbaring sakit di rumah.

#SahabatBaik, mari bantu perpanjang napas harapan Kakek Nachrowi dengan cara : 

✨ Klik tombol "DONASI SEKARANG"

✨ Masukkan nominal donasi

✨ Pilih metode pembayaran:

Virtual Account (VA), Instant Wallet, Bank Transfer, QRIS, atau Kartu Kredit

Terimakasih, #SahabatBaik. Donasimu untuk Kakek Nachrowi bukan hanya meringankan beban hidup, tapi juga menguatkan semangatnya untuk terus bertahan.