Di usia 80 tahun, dengan tubuh yang mulai rapuh dan tangan yang gemetar, Nenek Sarinem masih berjuang seorang diri di sebuah desa yang sepi.

Sejak suaminya meninggal beberapa tahun lalu, ia menjalani hari-harinya tanpa pendamping, hanya ditemani kesunyian dan semangat hidup yang tak pernah padam.

Setiap pagi, Nenek Sarinem memikul keranjang besar berisi krupuk buatan tangannya sendiri. Ia berjalan kaki dari satu desa ke desa lain, menempuh jarak hingga 20 kilometer demi bisa menjual dagangannya. “Kalau tidak jualan, saya tidak bisa makan, Nak,” ucapnya pelan sambil tersenyum.
Hasil penjualan krupuk itu menjadi satu-satunya sumber penghidupan. Dalam sehari, kadang hanya laku beberapa bungkus. Namun ia tetap bersyukur, karena baginya setiap pembeli adalah rezeki yang patut disyukuri.

Tubuhnya kini sering lemah dan pegal, tapi semangatnya tak pernah surut. Meski cuaca panas terik atau hujan deras, ia tetap melangkah, memikul beban berat di atas kepala demi sesuap nasi.
Nenek Sarinem tak pernah meminta banyak. Ia hanya ingin bisa terus hidup dengan tenang dan tidak menjadi beban bagi orang lain.

🤲 #SahabatBaik, mari bantu Nenek Sarinem agar tidak lagi harus berjalan jauh dengan tubuh yang renta hanya demi sesuap nasi. Bantuan kecil darimu hari ini bisa menjadi istirahat yang layak untuk masa tuanya.

Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Sahabat Baik
3 jam yang lalusemoga ibu masuk surga
Ratih
13 jam yang laluSemoga nnek sllu sehat d lancrkn rezeki ktmu sma org2 baik,amin ya Alloh,maaf sya cuma mmpu sgni uang jjan sya sisa 50rb🥹pgn bntu lebih tp buat ongkos krj.
Sahabat Baik
1 hari yang lalusehatt sehatt ibuu
Sahabat Baik
2 hari yang lalu.