Tubuh renta itu kini bertahan di rumah kayu reyot yang nyaris roboh... sendirian.
Di usia senjanya yang ke-82 tahun, Mbah Demi hidup sebatang kara.

Suami dan anak semata wayangnya telah lama meninggal dunia. Kini, tak ada lagi pelukan hangat atau suara keluarga yang menemaninya. Hanya sunyi... dan kesepian.

Setiap hari, dengan tubuh yang mulai melemah dan kaki yang sering sakit, Mbah Demi tetap berjualan demi sesuap nasi. Keuntungannya? Hanya Rp2.000 hingga Rp5.000, itupun jika dagangannya laku.

"Kaki sakit dan kadang sesak napas, Nak, kalau jalan terlalu jauh…" lirihnya.
Jika dagangan tak laku, Mbah Demi hanya bisa mengoleskan balsem ke perutnya, menahan lapar yang sudah menjadi teman sehari-hari. Tak jarang ia tak makan seharian, bahkan berpuasa karena memang tak ada apapun lagi di rumahnya yang gelap tanpa listrik.

Bayangkan seorang nenek renta menghabiskan malamnya hanya dengan cahaya lilin kecil, duduk diam di pojok rumah, merenung…
"Bagaimana jika saya jatuh sakit? Siapa yang akan tahu?"

Mbah Demi tak punya siapa-siapa. Rumah yang ia tinggali hanyalah warisan saudara yang sudah tiada. Sesekali tetangga membantu, tapi tak cukup untuk menopang hidupnya yang serba kekurangan.
#SahabatBaik, Mbah Demi butuh kita ! Mari ulurkan tangan, bantu Mbah Demi bertahan hidup di masa tuanya dengan cara :
✨ Klik tombol "DONASI SEKARANG"
✨ Masukkan nominal donasi
✨ Pilih metode pembayaran: Virtual Account (VA), Instant Wallet, Bank Transfer, QRIS, atau Kartu Kredit
Terimakasih #SahabatBaik, Uluran tanganmu hari ini bisa jadi pengganti kaki lelah nenek yang sudah tak kuat berjalan.

Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Belum ada doa sahabat baik, donasi sekarang dan jadilah orang pertama yang memberikan doa