Tinggal di Kontainer, Mbah Juati Ditemani Kucing dan Sepi

Di usia senjanya yang sudah menginjak 90 tahun, Mbah Juati hidup sebatang kara.
Tak ada keluarga, tak ada kerabat, hanya dirinya sendiri yang masih berusaha bertahan.

Setiap hari ia tinggal di sebuah kontainer kumuh yang sudah berlubang, beralaskan tikar mendong tanpa bantal dan selimut. Malam hari sering kedinginan, apalagi saat hujan, air merembes masuk membuatnya tak bisa tidur.

Pernah suatu malam, kontainer itu dibakar orang. Untung Mbah Juati segera sadar dan berusaha memadamkan api dengan tangannya yang lemah.

Untuk bertahan hidup, ia berjualan sapu lidi. Tapi tak selalu laku. Kadang seharian hanya minum air putih karena tak ada uang untuk makan. Sesekali ia menjadi buruh cuci piring atau baju dengan upah pas-pasan, sekadar agar bisa menyambung hidup.

Dulu, Mbah Juati masih kuat keliling berjualan. Kini fisiknya semakin lemah. Untuk berjalan 100 meter saja ia harus berpegangan karena kaki pegal dan linu. Akhirnya ia hanya bisa memajang sapunya di depan kontainer.

Namun, meski hidup penuh kekurangan, Mbah Juati tetap berusaha sendiri. Ia tidak mau merepotkan orang lain.

Padahal, lansia seusianya seharusnya sudah duduk tenang ditemani anak cucu. Tapi Mbah Juati masih harus berjuang sendiri demi sekadar bisa makan dan bertahan hidup.

#SahabatBaik, Mari bantu Mbah Juati. Agar ia bisa menikmati masa tuanya dengan tenang, punya tempat tinggal yang layak, dan tak lagi kelaparan.

Caranya mudah: 

✨ Klik tombol "DONASI SEKARANG"
✨ Masukkan nominal donasi
✨ Pilih metode pembayaran yang tersedia:
Virtual Account (VA), Instant Wallet, Bank Transfer, QRIS, atau Kartu Kredit