Di usia senja yang seharusnya menjadi masa istirahat, Mbah Reso justru masih harus berjuang… Bukan untuk kemewahan, bukan untuk tabungan, tapi sekadar untuk bisa makan hari ini.

Mbah Reso, seorang kakek berusia 101 tahun, tinggal sendirian di rumah kecil yang nyaris roboh. Atapnya bocor, dindingnya lapuk dimakan usia, dan lantainya hanya berupa tanah dingin. Di situlah beliau bertahan hidup, hari demi hari, dengan segala keterbatasan.

Tubuhnya sudah renta, jalannya terseok, tangan dan kakinya gemetar. Namun setiap pagi, beliau tetap memaksakan diri pergi ke ladang orang. Bukan untuk bertani, melainkan sekadar
mengumpulkan kayu bakar. Kayu itu dijual murah, hasilnya sering kali tak cukup untuk sekadar membeli nasi.

“Yang penting bisa buat beli nasi, Mas… meski kadang cuma numpang kenyang dari tetangga,” ucap Mbah Reso lirih.
Tak banyak yang bisa beliau harapkan. Hidupnya jauh dari kata layak. Untuk makan saja, kadang Mbah Reso masih bergantung pada belas kasih tetangga. Namun, meski serba kekurangan, beliau tidak pernah meminta-minta.

Di usianya yang lebih dari satu abad, Mbah Reso seharusnya bisa menikmati sisa hidup dengan tenang. Namun kenyataannya, beliau masih harus memilih: menahan lapar atau memaksa tubuh rapuhnya bekerja.
🤲 #SahabatBaik, mari kita ringankan langkah Mbah Reso.
Agar beliau tak lagi harus berjuang sendirian hanya untuk sesuap nasi, dan bisa hidup lebih layak di usia senja.

Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Belum ada doa sahabat baik, donasi sekarang dan jadilah orang pertama yang memberikan doa