10 Tahun Lumpuh! Mbah Subawito Terbaring di Dipan Reyot Tanpa Pengobatan

Di sudut desa yang sepi, di dalam rumah reyot yang hampir roboh bila hujan turun…
Seorang lansia renta bernama Mbah Subawito hanya bisa terbaring lemah di atas dipan rapuh.

Sudah lebih dari 10 tahun, tubuhnya lumpuh akibat stroke setengah badan. Ia tak mampu bangun, tak bisa berjalan, bahkan untuk buang air pun harus dibantu.

Istrinya telah lama meninggal. Begitu pula anak satu-satunya. Tinggallah ia sebatang kara, hidup dari belas kasih mertuanya yang juga sudah renta. Sang mertua, yang seharusnya beristirahat di masa tua, justru harus mengurus segalanya memandikan, menyuapi, hingga membersihkan kotoran Mbah Subawito setiap hari.

Dengan tubuh ringkihnya, ia bekerja serabutan mencuci pakaian tetangga agar bisa membeli beras dan lauk sekadarnya.

“Saya cuma bisa berbaring. Kalau tidak ada mertua saya, mungkin saya sudah mati,” lirih Mbah Subawito, dengan mata basah menahan tangis.

Tidak pernah ada pengobatan. Tidak pernah ada periksa ke dokter. Bukan karena tak ingin sembuh tapi karena tidak ada uang sama sekali.

Rumah yang mereka tinggali pun jauh dari kata layak. Atapnya bocor. Dindingnya rapuh. Bila hujan datang, air menggenang hingga ke bawah dipan tempat Mbah Subawito terbaring tak berdaya. Kasur tipisnya basah, dingin, dan lembap.

“Kadang saya kepikiran... lebih baik saya menyusul istri dan anak saya. Saya capek hidup begini…” kata Mbah Subawito sambil menangis. 

#SahabatBaik, Ia tidak butuh banyak hanya ingin hidup layak, makan cukup, dan bisa berobat meski sekali. Mari kita hadir sebagai keluarga untuk Mbah Subawito di masa tuanya yang penuh duka dengan cara : 

✨ Klik tombol "DONASI SEKARANG"

✨ Masukkan nominal donasi

✨ Pilih metode pembayaran:

Virtual Account (VA), Instant Wallet, Bank Transfer, QRIS, atau Kartu Kredit