20 Kilometer Setiap Hari: Perjuangan Mbah Waginem Membawa
Tampah dan Keranjang Bambu Demi Hidupi Anak Yatim"

Di senjanya yang renta, Mbah Waginem masih harus mengayun
langkah sejauh 20 kilometer setiap hari, menjajakan keranjang dan tampah
bambu dari rumah ke rumah, gang ke gang. Ribuan penolakan telah Mbah Waginem
terima, namun usahanya tak pernah terhenti. Usianya sudah lebih dari 80 tahun,
tapi semangatnya seakan tak kenal lelah meski tubuhnya tak sekuat dulu dan
hari-harinya jauh dari kata mudah.

“Sebetulnya sudah sangat lelah dan sering nggak kuat
jalan lagi, Nak. Tapi gimana lagi? Kalau nggak jualan, mbah nggak bisa makan,
cucu nggak bisa jajan,” ucap Mbah Waginem sambil mengusap peluh di keningnya.
Sejak usia 15 tahun, Mbah Waginem sudah mengenal
kerasnya hidup. Ia mulai berjualan keliling demi bisa bertahan hidup. Sekarang,
lebih dari 65 tahun kemudian, ia masih melakukan hal yang sama—bukan karena
ingin, tapi karena harus.

Suami tercintanya telah meninggal 10 tahun yang lalu,
meninggalkan Mbah Waginem sendiri untuk berjuang melanjutkan hidup. Di tengah
kerasnya hidup, beliau tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Mbah Waginem
juga mengasuh dan membesarkan anak-anak yatim piatu, dengan segala
keterbatasan yang beliau miliki. Dengan penghasilan yang sangat kecil, beliau
tetap memilih untuk berbagi kebahagiaan, meski hidupnya sendiri penuh
kekurangan.
Dagangan yang dijual Mbah Waginem bukan miliknya sendiri.
Mbah Waginem harus mengambil barang dari orang lain, lalu menjualnya kembali
dengan keuntungan hanya sekitar 3.000 sampai 5.000 rupiah per barang.
Namun tidak setiap hari dagangannya laku. Kadang setelah seharian berkeliling,
beliau pulang tanpa membawa hasil, hanya lelah dan kaki yang tak lagi sanggup
melangkah.

Lebih menyedihkan lagi, tak jarang orang membeli barang
dagangannya dengan berhutang, dan bahkan ada yang sengaja tidak membayar
sama sekali. Padahal keuntungan yang didapat sudah sangat kecil—hampir tak
cukup untuk sekedar makan.
Hari-hari Mbah Waginem penuh dengan perjuangan diam-diam
yang tak banyak disadari orang. Beliau tidak mengeluh, tidak meminta. Tapi hari
ini, kita bisa menjadi bagian dari perjuangannya. Kita bisa membantu
meringankan beban yang beliau pikul selama puluhan tahun sendirian.
Mari bantu Mbah Waginem menikmati hari tua yang lebih layak.
Mari kita balas sedikit dari kebaikan yang telah ia tebarkan selama hidupnya.
Tidak ada donasi yang terlalu kecil, karena setiap bantuan sangat berarti.
Bantu Mbah Waginem tersenyum, setelah bertahun-tahun menahan perih dalam diam.
Caranya mudah:
✨
Klik tombol "DONASI
SEKARANG"
✨
Masukkan nominal donasi
✨
Pilih metode pembayaran:
Virtual Account (VA), Instant Wallet, Bank Transfer, QRIS, atau Kartu Kredit
Terima kasih, #SahabatBaik Kebaikanmu
hari ini bisa jadi kekuatan baru bagi Mbah Waginem, dan pelipur
lelah di sisa perjuangannya.

Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Sahabat Baik
1 hari yang lalubismillah Allah permudah, sehat selalu Ibu🙏🏻, aamiin ya rabbal ‘alamin
Rp 15.000 Donasi Terkirim
Sahabat Baik
5 hari yang laluSemoga di beri kekuatan dan kesehatan
Rp 25.000 Donasi Terkirim
Rizki
2 minggu yang laluSemoga nenenya sehat selalu panjang umur
Rp 10.000 Donasi Terkirim
Sahabat Baik
3 minggu yang laluBarakallah. semoga Allah menyehatkan fisik & mental kita serta selalu melindungi kita dari hal2 buruk. aamiin
Rp 20.000 Donasi Terkirim