Terik matahari menyengat kulit, tapi langkah Pak Sunito tak berhenti. Tongkat kayunya menghentak aspal yang panas, sementara bungkusan jajanan di tangannya terasa makin berat.

Di sampingnya, sang anak yang masih duduk di bangku SD menggandeng erat tangan ayahnya, mencoba menenangkan, “Ayo, Yah… sebentar lagi pasti ada yang beli.”
Namun kenyataannya, hari itu belum satu pun jajanan mereka terjual.

Pak Sunito adalah seorang tuna netra. Sejak lahir, ia tak bisa melihat dunia. Tapi itu tak membuatnya buta terhadap tanggung jawab.
Sejak istrinya meninggal lima tahun lalu, ia menjadi satu-satunya harapan bagi sang anak.
Setiap hari, ia berjualan jajanan keliling dengan harga lima ribu rupiah.

Jika beruntung, 5-10 bungkus bisa laku. Tapi lebih sering, ia harus pulang dengan dagangan utuh dan tubuh yang lelah.
Dan bila musim hujan tiba, ia sering tersandung, bahkan jatuh karena tak tahu di mana harus berteduh.

Di saat banyak orang memilih mengemis, Pak Sunito justru memilih jalan yang penuh peluh dan kehormatan. Ia menolak belas kasihan.
Yang ia butuhkan hanya kesempatan agar bisa terus menghidupi anaknya yang sedang tumbuh.
Bukankah kita yang bisa melihat dan hidup nyaman, tak seharusnya membiarkan mereka berjuang sendirian?

#SahabatBaik, Mari bantu perjuangan Pak Sunito yang luar biasa.
Donasi darimu bisa jadi makanan hari ini, seragam sekolah esok hari, bahkan secercah masa depan yang lebih baik bagi anaknya.
Caranya mudah:
✨ Klik tombol "DONASI SEKARANG"
✨ Masukkan nominal donasi
✨ Pilih metode pembayaran yang tersedia:
Virtual Account (VA), Instant Wallet, Bank Transfer, QRIS, atau Kartu Kredit
Terima kasih, #SahabatBaik

Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Belum ada doa sahabat baik, donasi sekarang dan jadilah orang pertama yang memberikan doa