Sejak lahir, Qosim sudah harus berjuang melawan sakit. Bayi mungil ini tak punya lubang anus, hingga perutnya kembung dan wajahnya pucat. Ia bahkan sempat muntah hijau sebelum akhirnya menjalani operasi darurat pembuatan lubang di perut. Namun itu baru langkah awal.
“Harusnya ada operasi lanjutan, tapi kami nggak punya biaya. Sekarang perutnya mulai infeksi, mbak,” ucap Pak Wasis dengan suara lirih, menahan tangis.
Qosim kini berusia 10 bulan. Setiap hari, ia menangis kesakitan karena BAB lewat lubang di perut yang sudah mulai luka. Mereka tak mampu membeli kantong kolostomi, sehingga hanya bisa menggunakan underpad yang dilubangi dan dilapisi plastik—diganti hingga 10 kali sehari.

Ayahnya, Pak Wasis, hanyalah buruh tani serabutan. Pendapatannya tak menentu. Meski Qosim punya BPJS, tetap saja ada banyak kebutuhan yang tak tercover: kantong kolostomi, salep luka, perban steril, hingga susu khusus yang harus ia konsumsi. Semua itu kini bergantung pada upah sang ayah yang tak seberapa.
Jika terus dibiarkan, infeksi bisa menyebar ke usus dan mengancam nyawa Qosim.
Yuk #SahabatBaik, kita bantu ringankan derita Qosim.
Caranya mudah:
✨ Klik tombol "DONASI SEKARANG"
✨ Masukkan nominal donasi
✨ Pilih metode pembayaran:
Virtual Account (VA), Instant Wallet, Bank Transfer, QRIS, atau Kartu Kredit
Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Belum ada doa sahabat baik, donasi sekarang dan jadilah orang pertama yang memberikan doa