Kakek 76th Sebatangkara, Hidup Dari Botol Bekas

Di sudut kota kecil itu, hidup seorang kakek renta bernama Kakek Lamale (76). Sejak bertahun-tahun lalu, ia hidup sebatang kara, jauh dari keluarga yang entah kini di mana keberadaannya.

Setiap hari, Kakek Lamale mengayuh sepeda tuanya menelusuri jalan-jalan kota, mengais rezeki dari sampah botol plastik. Di balik semangatnya, ada tubuh renta yang dipaksa kuat berjalan sejauh 10 kilometer setiap harinya, hanya demi mengisi kantong dengan uang belasan ribu rupiah.

“Sehari dapat 7 ribu itu udah banyak banget, mas. Kadang seminggu cuma dapat 15 ribu. Kalau nggak ada uang, ya nahan lapar…,” ujarnya sambil menundukkan kepala.

Tempat tinggalnya pun jauh dari kata layak. Gubuk kecil tanpa pintu dan jendela, hanya beralaskan seng tipis yang tak mampu melindunginya dari panas, hujan, maupun dingin. Di tempat itulah Kakek Lamale beristirahat setelah seharian lelah mencari botol bekas.

Ironisnya, di usianya yang senja, ia seringkali dijauhi orang karena aroma sampah yang melekat di tubuhnya. Tak ada yang peduli, tak ada yang menemani. Ia bahkan tak lagi punya ponsel untuk sekadar menghubungi keluarganya di kampung halaman.

“Saya kangen keluarga… tapi bagaimana bisa nabung? Untuk makan saja kadang susah, mas…” lirihnya, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

#SahabatBaik, mari jadi keluarga untuk Kakek Lamale. Uluran tanganmu hari ini bisa membantunya bertahan hidup, makan dengan layak, dan tinggal di tempat yang lebih aman. Setiap rupiah darimu, sangat berarti untuk kehidupan Kakek Lamale.

Terima kasih, #SahabatBaik. Bantuanmu jadi harapan baru untuk Kakek Lamale di usia senjanya.