Setiap pagi hingga menjelang sore, Mbah Kismo (80) mendorong gerobak besi tua keliling kampung untuk memunguti sampah. Bukan untuk mencari nafkah besar, hanya sekadar bisa makan hari itu. Botol plastik dan kardus bekas dikumpulkannya, dipilah satu per satu. Seminggu sekali, tukang rongsok datang membeli, itu pun hanya cukup untuk beli beras.
Sementara istrinya, Mbah Semi (77), juga ikut berjuang keras demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan tubuh renta dan sakit yang di derita, ia masih berjuang sebagai buruh tani disawah orang lain. Hasilnya pun tak menentu hanya setengah dari panen, dan itu baru bisa dirasakan tiga bulan sekali.
yang lebih berat, Mbah Semi menanggung sakit yang sudah lama dipendam.
Di lehernya ada benjolan yang makin lama makin membesar. Dulu ia sempat dirawat, bahkan menginap seminggu di rumah sakit. Namun tiba-tiba dipulangkan, tanpa ada tindakan lanjutan.“Kalau kumat, leher rasanya menegang, sesak… perut ini seperti ditusuk-tusuk,” ucap Mbah Semi.
Sakit itu terus ia tahan, karena keterbatasan biaya pengobatan.
Mbah Kismo dan Mbah Semi seharusnya sudah beristirahat di usia senjanya. Namun kenyataan memaksa mereka tetap bekerja keras, sambil menahan sakit, hanya agar bisa bertahan hidup.
#SahabatBaik, mari kita ringankan beban pasangan renta ini.
Bantu Mbah Kismo & Mbah Semi mendapatkan pengobatan yang layak, dan kehidupan yang lebih tenang di usia senja.

Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Sahabat Baik
2 hari yang lalusemangat teruss nekk🥹🥹
X
2 hari yang lalucuman bisa segini
rafi purnama
2 hari yang lalucuma mampu segini semoga bermanfaat
Sahabat Baik
3 hari yang laluSemoga lekas sembuh 🙏🏻