Usianya sudah senja, tapi semangatnya untuk bertahan hidup tak pernah padam.
Setiap pagi, Mbah Musdam mengayuh sepeda tuanya berkeliling kampung, menawarkan pisang dari satu rumah ke rumah lain.
“Mas, boleh nggak tukar pisang dengan sebungkus nasi? Dari kemarin Mbah belum makan…” ucapnya lirih, menahan lapar yang sudah sejak kemarin dirasa.
Langkah dan kayuhannya kini tak lagi sekuat dulu. Kakinya sering terasa lemah akibat riwayat epilepsi dan luka lama dari kecelakaan. Namun Mbah tetap memaksa diri, menempuh jarak hingga belasan kilometer setiap harinya.
Setiap tandan pisang dijual murah, hanya lima hingga delapan ribu rupiah. Tapi tak jarang dagangannya tak laku, membusuk di tangan, membuatnya hanya bisa makan nasi dengan garam saja.
Pernah suatu kali, tas berisi uang hasil jerih payahnya dicuri orang saat Mbah terlelap kelelahan. Sejak itu, ia semakin berhati-hati, meski tetap hidup dalam kesederhanaan dan sepi.
Anak dan istrinya telah lama meninggal dunia, meninggalkan Mbah seorang diri di rumah kecil yang atapnya bocor dan sering tergenang saat hujan turun.
Meski hidup serba kekurangan, Mbah Musdam tak pernah berhenti bersyukur. Ia percaya, setiap langkah kecilnya akan selalu dijaga Tuhan.
#SahabatBaik, tubuh Mbah Musdam tak lagi sekuat dulu, tapi semangatnya untuk hidup sungguh luar biasa. Mari bersama bantu Mbah agar bisa menjalani hari-harinya dengan lebih layak. Sekecil apa pun bantuanmu, berarti besar bagi perjuangan beliau.
Disclaimer : Merawat Indonesia tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Ayu rahayu
3 jam yang laluSemoga rumah tangga ku menjadi sakinah mawaddah warohmah
Fawaz Syahrul A’la
6 jam yang laluSemoga sedikit menbantu 🙏🏻
Sahabat Baik
6 jam yang laluBismillah, semoga bs membantu mbah dan bs menjadi amal jariah bagi saya. Aamiin
fe
10 jam yang lalu-