Juang Lansia 1 Abad Sakit, Bisa Makan dan Sehat

Setiap malam, di jalanan desa yang sepi dan dingin, terlihat Mbah Suwati berjalan pelan dengan kaki yang terluka, membawa kacang rebus yang ia jual dari kampung ke kampung.

Sejak lama, Mbah Suwati hidup sebatangkara. Diabetes membuat langkahnya semakin sulit, namun hal itu tidak pernah ia jadikan alasan untuk menyerah. Hidup keras justru mengajarkannya untuk tetap berdiri dan berusaha, meski usia sudah mencapai satu abad. 

“Kalau jualan kadang sampai jam sebelas malam, Nak… kalau tidak habis ya saya bawa pulang lagi,” ucapnya lirih sambil tersenyum.

Setiap plastik kacang yang ia bawa adalah harapan. Setiap langkahnya adalah doa, agar hari itu bisa makan dan bertahan hidup.

Meski tubuhnya ringkih dan angin malam menusuk tulang, ia tetap memaksakan diri berjalan hingga sepuluh kilometer demi mencari rezeki. Belakangan ini dagangan Mbah Suwati sering tidak laku. Kacangnya banyak yang terbuang dan ia kerap menahan lapar karena hanya makan singkong atau ubi seadanya. Bahkan, kadang ia tak bisa kembali berjualan karena tak punya modal.

Di balik senyum tuanya tersembunyi perjuangan besar. Tanpa rumah layak, tanpa keluarga tempat bersandar, ia hanya bergantung kepada Tuhan. Namun Mbah Suwati tetap melangkah selama masih mampu, demi terus bertahan di usia senjanya.

Baginya, selama masih bisa berjalan, ia akan terus berusaha, selangkah demi selangkah, demi bertahan hidup di masa senjanya.

#SahabatBaik, fisik Mbah Suwati mungkin sudah rapuh, namun semangatnya sungguh luar biasa. Mari bersama bantu Mbah Suwati agar bisa mengobati kakinya dan menjalani hari-harinya dengan lebih layak. Sekecil apa pun bantuanmu sangat berarti bagi perjuangan beliau.